Penggagas Kita Forum 2022 menggelar acara untuk menyatukan para social entrepreneurs, kreator konten, dan korporasi. Ada tiga topik utama yaitu energi (energy), pangan (food), dan sampah (waste), yang diangkat berdasarkan pada tingkat kepentingan dan kemendesakan bagi bangsa Indonesia.
Forum itu digelar untuk meningkatkan potensi kewirausahaan sosial bagi masyarakat Indonesia, terutama generasi Z dan Y agar bisa membentuk ekosistem bisnis sosial yang baik dan terarah. Pada saatnya, melalui kegigihan dan kolaborasi bersama, ekosistem ini akan semakin berperan dalam penanganan berbagai masalah sosial dan lingkungan di Indonesia. Terkait energi, telah nyata Indonesia bergeser dari negara pengekspor menjadi negara pengimpor minyak. Semakin menipisnya energi berbasis fosil, mendorong banyak negara mencari energi terbarukan, termasuk Indonesia. Bahkan, saat ini permintaan energi global telah meningkat tiga kali lipat dari tahun 1951.
Indonesia sebenarnya menyimpan begitu banyak sumber energi terbarukan, mulai dari air, angin, geotermal, surya, hingga biomassa. Sayangnya pemanfaatan energi terbarukan ini masih sangat kecil persentasenya (kurang dari 3% dari potensi energi terbarukan). Belum lagi bencana ekologi yang muncul akibat penambangan batu bara yang masih diperhitungkan sebagai sumber energi utama. Terkait sampah, bangsa Indonesia tercatat sebagai kontributor sampah laut kedua terbesar di dunia. Ironinya, sekitar 70% dari bobot sampah yang dihasilkan tersebut ialah sampah makanan yang bernilai tidak kurang dari Rp330 triliun (tiga ratus tiga puluh triliun rupiah) setahun.
"Dengan pergelaran Kita Forum 2022 diharapkan tercipta kolaborasi dan solusi atas permasalahan sosial di Indonesia yang melibatkan tiga elemen, yaitu social entrepreneur, content creator, dan korporasi. Forum ini hadir untuk memberi ruang kepada mereka agar bisa bekerja sama supaya dapat memberikan impact yang lebih besar terhadap isu food, waste, dan energy," ujar Hanan Attaki, founder Kita, Jakarta, Jumat (23/9). Para social entrepreneur, content creators, dan korporasi dinilai paling berpotensi untuk bekerja sama menjadikan tantangan sebagai kesempatan berkarya. Social entrepreneur menggunakan pendekatan bisnis untuk penuntasan problem sosial. Content creator punya kemampuan memunculkan narasi baru dan mengangkat kepedulian publik atas segala hal yang diperjuangkan oleh social entrepreneur.
Korporasi punya dana dan kedisiplinan menjadikan inisiatif kecil jadi besar dan hal besar jadi berskala raksasa. Ketiganya pilar utama ekosistem bisnis sosial yang berkesinambungan. "Forum ini terbuka bagi siapa saja yang ingin menggali potensi kewirausahaan pada dirinya. Mereka bisa mengambil banyak manfaat untuk mengambil keputusan usaha yang tepat," jelas Hanan Attaki kembali. Forum ini akan diramaikan oleh para narasumber antara lain Hanan Attaki, Umi Waheeda (Nurul Iman), Yanuar Nugroho (Koordinator Tenaga Ahli Sekretariat Nasional SDGs di Kementerian PPN/Bappenas), Silverius Onte (Jauh), Moh. Syahrial (Tamaris Hidro), Wida Septarina (Foodbank of Indonesia), Abdul Latif (Kepul.ID), Fahri Reza (Jubelo.ID), dan Jusrian Saubara (Arconesia). Jalannya forum juga akan dipandu oleh (host) Raffi Ahmad, Rene Suhardono, dan Dena Haura. Peserta juga akan dihibur oleh komika kondang Mo Sidik.
Kita Forum 2022 terbuka untuk masyarakat umum, sociopreneur, dan content creators yang ingin menggali potensi kewirausahaan sosial serta pembuatan konten digital bisa mendaftarkan dirinya di kegiatan ini. Tiket bisa didapatkan di www.kitaforum.id atau langsung mengunjungi Tiket.com hanya dengan Rp150.000 untuk mengikuti kegiatan ini
https://mediaindonesia.com/humaniora/525071/kita-forum-2022-berlangsung-2-oktober-angkat-tiga-masalah